Minggu, 27 Mei 2012

For You :')

Hari dimana kita bertemu, itu menjadi hari terindah dalam hidupku. Dimana saat itu mata kita saling bertemu. Aku bisa melihatmu tersenyum malu. Mendengar suaramu memanggil namaku saat itu, bagaikan sebuah mimpi. Kau mampu membuatku jatuh cinta padamu, walau pertemuan kita hanya berlangsung beberapa detik. Wajah sempurnamu terekam indah di kepalaku. Wajah yang tak pernah bisa membuatku bosan, wajah yang punya senyum sangat khas.

Tidak bisakah kita saling mencintai lagi?? Sangat banyak waktu yang ingin sekali kuhabiskan bersamamu. Apakah kau merindukanku sekarang?? Aku benar-benar merindukanmu sekarang. Mengingat sikap hangat yang selalu kau berikan padaku, mengingat kata-kata lembut yang kau tujukan padaku. Aku masih bisa mengingat semua tentang kita dengan jelas. 
Kau alasan ku hidup. Kau yang aku cari. Kau, aku hanya bisa melihat ke arah mu.
Kenapa kau meniggalkan ku? Kenapa kau mencampakkanku? Jika kau akan pergi seperti ini kenapa kau harus mencintaiku saat pertama kita bertemu?
Apakah kau masih ingat hari itu, di hari pertama kita bertemu. Aku masih mengingat semua itu. Janji yang kau buat untukku bahwa kau hanya akan bersamaku, bahwa kau hanya akan melindungiku saja, bahwa kau hanya akan mencintaiku saja.
Aku mempercayai kebohonganmu, aku mempercayainya.
Apakah kau benar-benar mencintaiku?
Haruskah aku melupakanmu, jadi kau bisa hidup lebih baik?
Haruskah aku mengucapkan selamat tinggal untukmu?

Jika itu maumu, akan kulakukan.
Maka hanya inilah kata-kata perpisahan yang bisa terucap dari mulutku

Untuk sosok yang sangat kucintai
Untuk sosok yang sangat kumengerti
Kuucapkan terima kasih banyak atas semua kenangan yang kau lukiskan di ingatanku
Kau yang aku sayangi
Hiduplah bahagia bersama pilihanmu
Untuk janji yang pernah kau ucapkan padaku, mungkin aku harus menghapusnya dari ingatanku
Sekali lagi kuucapkan terima kasih banyak
Untukmu
Dan untuk kenangan kita
Dan untuk cinta yang pernah kau berikan
Maaf jika aku selalu menyulitkanmu
Maaf jika aku menyakitimu
Maaf jika aku tak bisa memberimu hal yang berharga bagi hidupmu
Inilah perpisahan kita
Dan mungkin inilah terakhir kita bisa bersama

Bye...


Sabtu, 26 Mei 2012

Sun, Moon, and Star

Sun, Moon, and Star
Matahari, Bulan, dan Bintang

Itulah kami.
Orang yang kukagumi layaknya matahari. Ia terlihat sungguh sempurna. Bagaikan matahari yang menjadi sumber kehidupan. Saking sempurnanya hingga ia tak pantas dijajarkan denganku, Bulan. Bulan selalu menjadi bayangan Matahari yang selalu mendapat sinarnya dan sampai kapanpun hanya akan dapat mengaguminya, memandangnya dari jauh, tanpa ia tau. Bulan sangat membutuhkan Matahari untuk menyinarinya. Karena itulah Matahari berarti penting bagi Bulan. Tapi tidak dengan matahari. Baginya Bulan bukanlah apa-apa. Tidak menyinari Bulan pun Matahari juga takkan rugi.
Sama denganku. Aku yang selalu membutuhkan dia kapanpun, dimanapun, dan dalam keadaan apapun. Tapi baginya aku bukanlah apa-apa. Hanya sesuatu yang kecil, tidak berharga. Yang baginya pantas untuk dibuang jauh-jauh.
Pastilah menjadi hal yang menyakitkan jika diperlakukan seperti itu 'kan? Dibuang jauh-jauh dari ingatan dan akan terlupakan dengan mudah, dan selamanya.
Itulah yang terjadi pada Bulan saat ini.
Menyedihkan.
Namun, disaat-saat terpuruk seperti itu Bulan tidak sendiri. Ada Bintang yang selalu menemaninya setiap malam. Bulan dan Bintang. Memang begitulah kenyataannya dan seharusnya. Ada Bulan, ada Bintang. Dan disinilah aku sekarang. Bersama Bintang disisiku. Bintang yang selalu ada di sampingku, menemaniku, dan mendengarkan setiap curahan isi hatiku dengan setia. Bintang yang benar-benar cocok berada di samping Bulan. Bintang juga yang mengajari Bulan arti cinta yang sesungguhnya.
'Cinta itu adalah bahagia saat kita melihat orang yang kita cintai juga bahagia'
Itulah katanya.
Bulan memang lebih serasi jika bersama dengan Bintang apabila dibandingkan dengan Matahari yang selalu menyakiti Bulan dan menyayat hatinya. Bulan dan Bintang akan bersinar sepanjang malam. Bersama dan selamanya...
Bulan mulai belajar menyerah pada Matahari. Ia lebih menyukai Matahari sebagai teman yang selalu ada disaat ia membutuhkan. Bukankah itu lebih baik? Matahari akan selalu ada saat Bulan membutuhkannya untuk menyinarinya. Tapi, disaat Bulan mulai bisa melupakan Matahari, kenapa Matahari malah berbalik dan seakan-akan mencurahkan semua sinarnya pada Bulan? Ia mencurahkan segala perasaan yang dirasakannya pada Bulan selama ini. Matahari merasakan hal yang sama yang selama ini dirasakan oleh Bulan! Hal itu membuat Bulan tak mengerti. Di satu sisi ia senang karena Matahari mau menerimanya dan tidak menganggapnya sebagai bayangan belaka. Tapi di sisi lain ia teringat pada Bintang yang selalu ada untuknya. Dan bagi Bintang, ia malah merelakan Bulan menjadi milik Matahari karena baginya cinta adalah bahagia saat kita melihat orang yang kita cintai juga bahagia. Jadi, ia lebih memilih melepas Bulan jika Bulan lebih bahagia bersama Matahari. Lagipula cinta tidak harus memiliki, bukankah begitu? Tapi setelah meyakinkan hatinya, dengan mantap Bulan memilih Bintang. Karena ia merasa lebih serasi dengan Bintang, karena ia lebih nyaman dengan Bintang, dan karena ia telah bisa mencintai Bintang dengan tulus dan sepenuh hatinya :)
Ya, mulai dari sekarang Bulan dan Bintang akan bersinar tiap malam. Bersama, dan selamanya.... :)

Minggu, 27 Mei 2012

For You :')

Hari dimana kita bertemu, itu menjadi hari terindah dalam hidupku. Dimana saat itu mata kita saling bertemu. Aku bisa melihatmu tersenyum malu. Mendengar suaramu memanggil namaku saat itu, bagaikan sebuah mimpi. Kau mampu membuatku jatuh cinta padamu, walau pertemuan kita hanya berlangsung beberapa detik. Wajah sempurnamu terekam indah di kepalaku. Wajah yang tak pernah bisa membuatku bosan, wajah yang punya senyum sangat khas.

Tidak bisakah kita saling mencintai lagi?? Sangat banyak waktu yang ingin sekali kuhabiskan bersamamu. Apakah kau merindukanku sekarang?? Aku benar-benar merindukanmu sekarang. Mengingat sikap hangat yang selalu kau berikan padaku, mengingat kata-kata lembut yang kau tujukan padaku. Aku masih bisa mengingat semua tentang kita dengan jelas. 
Kau alasan ku hidup. Kau yang aku cari. Kau, aku hanya bisa melihat ke arah mu.
Kenapa kau meniggalkan ku? Kenapa kau mencampakkanku? Jika kau akan pergi seperti ini kenapa kau harus mencintaiku saat pertama kita bertemu?
Apakah kau masih ingat hari itu, di hari pertama kita bertemu. Aku masih mengingat semua itu. Janji yang kau buat untukku bahwa kau hanya akan bersamaku, bahwa kau hanya akan melindungiku saja, bahwa kau hanya akan mencintaiku saja.
Aku mempercayai kebohonganmu, aku mempercayainya.
Apakah kau benar-benar mencintaiku?
Haruskah aku melupakanmu, jadi kau bisa hidup lebih baik?
Haruskah aku mengucapkan selamat tinggal untukmu?

Jika itu maumu, akan kulakukan.
Maka hanya inilah kata-kata perpisahan yang bisa terucap dari mulutku

Untuk sosok yang sangat kucintai
Untuk sosok yang sangat kumengerti
Kuucapkan terima kasih banyak atas semua kenangan yang kau lukiskan di ingatanku
Kau yang aku sayangi
Hiduplah bahagia bersama pilihanmu
Untuk janji yang pernah kau ucapkan padaku, mungkin aku harus menghapusnya dari ingatanku
Sekali lagi kuucapkan terima kasih banyak
Untukmu
Dan untuk kenangan kita
Dan untuk cinta yang pernah kau berikan
Maaf jika aku selalu menyulitkanmu
Maaf jika aku menyakitimu
Maaf jika aku tak bisa memberimu hal yang berharga bagi hidupmu
Inilah perpisahan kita
Dan mungkin inilah terakhir kita bisa bersama

Bye...


Sabtu, 26 Mei 2012

Sun, Moon, and Star

Sun, Moon, and Star
Matahari, Bulan, dan Bintang

Itulah kami.
Orang yang kukagumi layaknya matahari. Ia terlihat sungguh sempurna. Bagaikan matahari yang menjadi sumber kehidupan. Saking sempurnanya hingga ia tak pantas dijajarkan denganku, Bulan. Bulan selalu menjadi bayangan Matahari yang selalu mendapat sinarnya dan sampai kapanpun hanya akan dapat mengaguminya, memandangnya dari jauh, tanpa ia tau. Bulan sangat membutuhkan Matahari untuk menyinarinya. Karena itulah Matahari berarti penting bagi Bulan. Tapi tidak dengan matahari. Baginya Bulan bukanlah apa-apa. Tidak menyinari Bulan pun Matahari juga takkan rugi.
Sama denganku. Aku yang selalu membutuhkan dia kapanpun, dimanapun, dan dalam keadaan apapun. Tapi baginya aku bukanlah apa-apa. Hanya sesuatu yang kecil, tidak berharga. Yang baginya pantas untuk dibuang jauh-jauh.
Pastilah menjadi hal yang menyakitkan jika diperlakukan seperti itu 'kan? Dibuang jauh-jauh dari ingatan dan akan terlupakan dengan mudah, dan selamanya.
Itulah yang terjadi pada Bulan saat ini.
Menyedihkan.
Namun, disaat-saat terpuruk seperti itu Bulan tidak sendiri. Ada Bintang yang selalu menemaninya setiap malam. Bulan dan Bintang. Memang begitulah kenyataannya dan seharusnya. Ada Bulan, ada Bintang. Dan disinilah aku sekarang. Bersama Bintang disisiku. Bintang yang selalu ada di sampingku, menemaniku, dan mendengarkan setiap curahan isi hatiku dengan setia. Bintang yang benar-benar cocok berada di samping Bulan. Bintang juga yang mengajari Bulan arti cinta yang sesungguhnya.
'Cinta itu adalah bahagia saat kita melihat orang yang kita cintai juga bahagia'
Itulah katanya.
Bulan memang lebih serasi jika bersama dengan Bintang apabila dibandingkan dengan Matahari yang selalu menyakiti Bulan dan menyayat hatinya. Bulan dan Bintang akan bersinar sepanjang malam. Bersama dan selamanya...
Bulan mulai belajar menyerah pada Matahari. Ia lebih menyukai Matahari sebagai teman yang selalu ada disaat ia membutuhkan. Bukankah itu lebih baik? Matahari akan selalu ada saat Bulan membutuhkannya untuk menyinarinya. Tapi, disaat Bulan mulai bisa melupakan Matahari, kenapa Matahari malah berbalik dan seakan-akan mencurahkan semua sinarnya pada Bulan? Ia mencurahkan segala perasaan yang dirasakannya pada Bulan selama ini. Matahari merasakan hal yang sama yang selama ini dirasakan oleh Bulan! Hal itu membuat Bulan tak mengerti. Di satu sisi ia senang karena Matahari mau menerimanya dan tidak menganggapnya sebagai bayangan belaka. Tapi di sisi lain ia teringat pada Bintang yang selalu ada untuknya. Dan bagi Bintang, ia malah merelakan Bulan menjadi milik Matahari karena baginya cinta adalah bahagia saat kita melihat orang yang kita cintai juga bahagia. Jadi, ia lebih memilih melepas Bulan jika Bulan lebih bahagia bersama Matahari. Lagipula cinta tidak harus memiliki, bukankah begitu? Tapi setelah meyakinkan hatinya, dengan mantap Bulan memilih Bintang. Karena ia merasa lebih serasi dengan Bintang, karena ia lebih nyaman dengan Bintang, dan karena ia telah bisa mencintai Bintang dengan tulus dan sepenuh hatinya :)
Ya, mulai dari sekarang Bulan dan Bintang akan bersinar tiap malam. Bersama, dan selamanya.... :)