Sabtu, 26 Mei 2012

Sun, Moon, and Star

Sun, Moon, and Star
Matahari, Bulan, dan Bintang

Itulah kami.
Orang yang kukagumi layaknya matahari. Ia terlihat sungguh sempurna. Bagaikan matahari yang menjadi sumber kehidupan. Saking sempurnanya hingga ia tak pantas dijajarkan denganku, Bulan. Bulan selalu menjadi bayangan Matahari yang selalu mendapat sinarnya dan sampai kapanpun hanya akan dapat mengaguminya, memandangnya dari jauh, tanpa ia tau. Bulan sangat membutuhkan Matahari untuk menyinarinya. Karena itulah Matahari berarti penting bagi Bulan. Tapi tidak dengan matahari. Baginya Bulan bukanlah apa-apa. Tidak menyinari Bulan pun Matahari juga takkan rugi.
Sama denganku. Aku yang selalu membutuhkan dia kapanpun, dimanapun, dan dalam keadaan apapun. Tapi baginya aku bukanlah apa-apa. Hanya sesuatu yang kecil, tidak berharga. Yang baginya pantas untuk dibuang jauh-jauh.
Pastilah menjadi hal yang menyakitkan jika diperlakukan seperti itu 'kan? Dibuang jauh-jauh dari ingatan dan akan terlupakan dengan mudah, dan selamanya.
Itulah yang terjadi pada Bulan saat ini.
Menyedihkan.
Namun, disaat-saat terpuruk seperti itu Bulan tidak sendiri. Ada Bintang yang selalu menemaninya setiap malam. Bulan dan Bintang. Memang begitulah kenyataannya dan seharusnya. Ada Bulan, ada Bintang. Dan disinilah aku sekarang. Bersama Bintang disisiku. Bintang yang selalu ada di sampingku, menemaniku, dan mendengarkan setiap curahan isi hatiku dengan setia. Bintang yang benar-benar cocok berada di samping Bulan. Bintang juga yang mengajari Bulan arti cinta yang sesungguhnya.
'Cinta itu adalah bahagia saat kita melihat orang yang kita cintai juga bahagia'
Itulah katanya.
Bulan memang lebih serasi jika bersama dengan Bintang apabila dibandingkan dengan Matahari yang selalu menyakiti Bulan dan menyayat hatinya. Bulan dan Bintang akan bersinar sepanjang malam. Bersama dan selamanya...
Bulan mulai belajar menyerah pada Matahari. Ia lebih menyukai Matahari sebagai teman yang selalu ada disaat ia membutuhkan. Bukankah itu lebih baik? Matahari akan selalu ada saat Bulan membutuhkannya untuk menyinarinya. Tapi, disaat Bulan mulai bisa melupakan Matahari, kenapa Matahari malah berbalik dan seakan-akan mencurahkan semua sinarnya pada Bulan? Ia mencurahkan segala perasaan yang dirasakannya pada Bulan selama ini. Matahari merasakan hal yang sama yang selama ini dirasakan oleh Bulan! Hal itu membuat Bulan tak mengerti. Di satu sisi ia senang karena Matahari mau menerimanya dan tidak menganggapnya sebagai bayangan belaka. Tapi di sisi lain ia teringat pada Bintang yang selalu ada untuknya. Dan bagi Bintang, ia malah merelakan Bulan menjadi milik Matahari karena baginya cinta adalah bahagia saat kita melihat orang yang kita cintai juga bahagia. Jadi, ia lebih memilih melepas Bulan jika Bulan lebih bahagia bersama Matahari. Lagipula cinta tidak harus memiliki, bukankah begitu? Tapi setelah meyakinkan hatinya, dengan mantap Bulan memilih Bintang. Karena ia merasa lebih serasi dengan Bintang, karena ia lebih nyaman dengan Bintang, dan karena ia telah bisa mencintai Bintang dengan tulus dan sepenuh hatinya :)
Ya, mulai dari sekarang Bulan dan Bintang akan bersinar tiap malam. Bersama, dan selamanya.... :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sabtu, 26 Mei 2012

Sun, Moon, and Star

Sun, Moon, and Star
Matahari, Bulan, dan Bintang

Itulah kami.
Orang yang kukagumi layaknya matahari. Ia terlihat sungguh sempurna. Bagaikan matahari yang menjadi sumber kehidupan. Saking sempurnanya hingga ia tak pantas dijajarkan denganku, Bulan. Bulan selalu menjadi bayangan Matahari yang selalu mendapat sinarnya dan sampai kapanpun hanya akan dapat mengaguminya, memandangnya dari jauh, tanpa ia tau. Bulan sangat membutuhkan Matahari untuk menyinarinya. Karena itulah Matahari berarti penting bagi Bulan. Tapi tidak dengan matahari. Baginya Bulan bukanlah apa-apa. Tidak menyinari Bulan pun Matahari juga takkan rugi.
Sama denganku. Aku yang selalu membutuhkan dia kapanpun, dimanapun, dan dalam keadaan apapun. Tapi baginya aku bukanlah apa-apa. Hanya sesuatu yang kecil, tidak berharga. Yang baginya pantas untuk dibuang jauh-jauh.
Pastilah menjadi hal yang menyakitkan jika diperlakukan seperti itu 'kan? Dibuang jauh-jauh dari ingatan dan akan terlupakan dengan mudah, dan selamanya.
Itulah yang terjadi pada Bulan saat ini.
Menyedihkan.
Namun, disaat-saat terpuruk seperti itu Bulan tidak sendiri. Ada Bintang yang selalu menemaninya setiap malam. Bulan dan Bintang. Memang begitulah kenyataannya dan seharusnya. Ada Bulan, ada Bintang. Dan disinilah aku sekarang. Bersama Bintang disisiku. Bintang yang selalu ada di sampingku, menemaniku, dan mendengarkan setiap curahan isi hatiku dengan setia. Bintang yang benar-benar cocok berada di samping Bulan. Bintang juga yang mengajari Bulan arti cinta yang sesungguhnya.
'Cinta itu adalah bahagia saat kita melihat orang yang kita cintai juga bahagia'
Itulah katanya.
Bulan memang lebih serasi jika bersama dengan Bintang apabila dibandingkan dengan Matahari yang selalu menyakiti Bulan dan menyayat hatinya. Bulan dan Bintang akan bersinar sepanjang malam. Bersama dan selamanya...
Bulan mulai belajar menyerah pada Matahari. Ia lebih menyukai Matahari sebagai teman yang selalu ada disaat ia membutuhkan. Bukankah itu lebih baik? Matahari akan selalu ada saat Bulan membutuhkannya untuk menyinarinya. Tapi, disaat Bulan mulai bisa melupakan Matahari, kenapa Matahari malah berbalik dan seakan-akan mencurahkan semua sinarnya pada Bulan? Ia mencurahkan segala perasaan yang dirasakannya pada Bulan selama ini. Matahari merasakan hal yang sama yang selama ini dirasakan oleh Bulan! Hal itu membuat Bulan tak mengerti. Di satu sisi ia senang karena Matahari mau menerimanya dan tidak menganggapnya sebagai bayangan belaka. Tapi di sisi lain ia teringat pada Bintang yang selalu ada untuknya. Dan bagi Bintang, ia malah merelakan Bulan menjadi milik Matahari karena baginya cinta adalah bahagia saat kita melihat orang yang kita cintai juga bahagia. Jadi, ia lebih memilih melepas Bulan jika Bulan lebih bahagia bersama Matahari. Lagipula cinta tidak harus memiliki, bukankah begitu? Tapi setelah meyakinkan hatinya, dengan mantap Bulan memilih Bintang. Karena ia merasa lebih serasi dengan Bintang, karena ia lebih nyaman dengan Bintang, dan karena ia telah bisa mencintai Bintang dengan tulus dan sepenuh hatinya :)
Ya, mulai dari sekarang Bulan dan Bintang akan bersinar tiap malam. Bersama, dan selamanya.... :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar